Translator

Rokok

Posted: Selasa, September 01, 2009 by Noveka in Label:
0




10 Negara Perokok Terbesar di Dunia

1. China = 390 juta perokok atau 29% per penduduk

2. India = 144 juta perokok atau 12.5% per penduduk

3. Indonesia = 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun)

4. Rusia = 61 juta perokok atau 43% per penduduk

5. Amerika Serikat =58 juta perokok atau 19 % per penduduk

6. Jepang = 49 juta perokok atau 38% per penduduk

7. Brazil = 24 juta perokok atau 12.5% per penduduk

8. Bangladesh =23.3 juta perokok atau 23.5% per penduduk

9. Jerman = 22.3 juta perokok atau 27%

10. Turki = 21.5 juta perokok atau 30.5%


Statistik Perokok Indonesia


Statistik Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja

  • Pria = 24.1% anak/remaja pria
  • Wanita = 4.0% anak/remaja wanita
  • Atau 13.5% anak/remaja Indonesia

Statistik Perokok dari kalangan dewasa

  • Pria = 63% pria dewasa
  • Wanita = 4.5% wanita dewasa
  • atau 34 % perokok dewasa

Jika digabungkan antara perokok kalangan anak+remaja+dewasa, maka jumlah perokok Indonesia sekitar 27.6%. Artinya, setiap 4 orang Indonesia, terdapat seorang perokok. Angka persentase ini jauh lebih besar daripada Amerika saat ini yakni hanya sekitar 19% atau hanya ada seorang perokok dari tiap 5 orang Amerika. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1965, jumlah perokok Amerika Serikat adalah 42% dari penduduknya. Melalui program edukasi dan meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat tanpa rokok (+pelarangan iklan rokok di TV dan radio nasional), selama 40 tahun lebih Amerika berhasil mengurangi jumlah perokok dari 42% hingga kurang dari 20% di tahun 2008 ini.

*** Data laporan WHO 2008 untuk Indonesia.


Pertumbuhan Produksi Rokok Indonesia

Dari data WHO di atas, Indonesia dinobat sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia dan Amerika Serikat. Padahal dari jumlah penduduk, Indonesia berada di posisi ke-4 yakni setelah China, India dan Amerika Serikat. Berbeda dengan jumlah perokok Amerika yang cenderung menurun, jumlah perokok Indonesia justru bertambah dalam 9 tahun terakhir. Pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per tahun.

Namun, perlu dicatat bahwa selama 2000-2003, produksi rokok Indonesia menurun dari 213 miliar batang (2000) menjadi 173 miliar batang (2003) atau turun 18.7%. Namun, sejak 2004 hingga 2008 pertumbuhan rokok Indonesia sangat besar dari 194 miliar [2004] menjadi 230 miliar batang [2008] atau naik 18.6% selama kurun 5 tahun. Jadi selama pemerintah SBY-JK periode 2004-2009, industri rokok tumbuh pesat dengan pertumbuhan rata-rata 4.6% tahun. [Baca : Industri Rokok Tumbuh Pesat].

Tidak kurang Rp 100 triliun rupiah dana masyarakat dikeluarkan untuk membeli sekitar 225 miliar batang rokok. Dan dari pangsa pasar yang begitu besar dan subur di negeri ini, perusahaan rokok menjadi salah satu sumber bisnis bagi para milionaire yang masuk 40 orang terkaya Indonesia 2009 seperti Rudy Hartono (Djarum), Putera Sampoerna (Philip Morris <– PT HM Sampoerna) dan Rachman Halim (Gudang Garam).


Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.

CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
- Gelisah, tangan gemetar (tremor)
- Cita rasa / selera makan berkurang
- Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya

Tar dan Asap Rokok
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
- Batuk-batuk atau sesak napas
- Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,

lidah atau bibir

Nikotin
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kholesterol dalam darah,

tang erat dengan terjadinya serangan jantung

Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah.
Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen
Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.


Hasil survey dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia mengungkapkan setiap hari di Indonesia diperkirakan 1172 orang tewas akibat tembakau khususnya rokok. Dari jumlah itu didominasi oleh kaum pria sebanyak 67 persen dan perempuan sekitar 5 persen.

Hal itu dikemukakan peneliti dari Pusat Kajian Bioetik dan Perilaku Kesehatan Fakultas Kedokteran (FK) UGM Yayi Suryo Prabandari di Fakultas Kedokteran UGM.

Saat ini ada tren peningkatan jumlah remaja terutama kaum putri yang merokok hingga 30 persen. “Memang masih didominasi kaum pria tapi saat ini ada tren peningkatan pengguna di kalangan remaja putri,” ungkapnya.

Indonesia berada di peringkat ke tiga sebagai negara yang masyarakatnya terbanyak sebagai perokok setelah Cina dan India. Kondisi ini sama dengan keberadaan masyarakat Indonesia yang terserang TBC.



JADI..... Masih mau merokok?


0 komentar: